DEPOK - Umat Paroki St. Herkulanus Depok dijadwalkan menggelar Sinode II Keuskupan Bogor tingkat Paroki St. Herkulanus pada Sabtu, 9 Maret 2019 (mulai pukul 11.00 WIB), bagian dari persiapan menuju Sinode II Keuskupan Bogor pada Desember tahun ini. Umat yang hadir Sinode melakukan registrasi pada pukul 10.45 WIB.
Clara Maria Wara Wulandaru, Ketua Tim OC Sinode Paroki St. Herkulanus, mengatakan antusiasme umat sangat tinggi, sekitar lebih dari 250 telah mendaftarkan diri untuk hadir dan terlibat dalam diskusi sepanjang Sinode ini. "Kita harap lebih banyak umat yang hadir, terutama umat dewasa dan orang muda Katolik (OMK)," ujarnya.
Clara Maria mengatakan kelompok umat dewasa dan OMK akan menggelar Sinode secara terpisah. Umat dewasa akan fokus membahas topik keluarga, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Sementara OMK membahas problem yang ada, iman Katolik, juga menentukan sikap terhadap problem (diskresi).
Sinode umat dewasa, tambah Clara Maria, akan difasilitasi oleh Suster Albertine, PBHK dan Budi Setianto, sedangkan Sinode OMK difasilitasi oleh Bruder Samuel, BM dan Jessica Irene (Ketua OMK Paroki Herkulanus).
Umat yang hadir, jelas Clara Maria, diharapkan mengikuti seluruh rangkaian Sinode, menyampaikan pendapat, saran dan usulan, tidak untuk ditanggapai termasuk tidak untuk membuat keputusan atau kesepakatan apapun.
Sinode akan diakhiri dengan Perayaan Misa (Konselebrasi) dipimpin Pastor Paroki Herkulanus dan Pastor Vikaris.
Thomas Suhardjono, Tim OC Sinode Keuskupan Bogor, menegaskan urgensi dari Sinode, sebagai momen bagi umat, paroki, dan keuskupan merefleksikan karya pastoral masa lalu dan kemudian bisa menentukan inisiatif-inisiatif ke depan, termasuk reksa pastoral apa saja yang cocok untuk perkembangan gereja ke depan.
"Semua umat ikut serta dalam sinode paroki supaya di situ bisa terungkap apa saja, keprihatinan, kegembiraan, yang selama ini mereka rasakan, kemudian bersama-sama menentukan langkah kedepan. Harapannya ke depan umat semakin dewasa dan mandiri, tidak hanya menuntut, tidak hanya mengeluh, tetapi juga mengusahakan solusinya bersama-sama," ujar Thomas saat diwawancarai Redaksi Sant Ercolano belum lama ini.
Tantangannya, kata Thomas, bahwa keterbukaan masing-masing umat itu masih dirasa kurang sehingga komunikasinya juga sering terjadi salah paham, ada miss komunikasi, sehingga pelayanan masing-masing seolah-olah tertumpuk satu sama lain dan tidak saling mendukung.
"Sinode ini, bertepatan dengan HUT Paroki yang ke-17, tepat jadi momen bagi umat membuka diri dan mengembangkan diri, bisa mensharing pandangannya, kegembiraan dan keprihatinan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar