Rabu, 07 Februari 2018

Suami Istri Bertopeng, Sampai Kapan?

Refleksi pernikahan Kris & Shara

DEPOK - Dunia akan merayakan Hari Perkawinan Sedunia (World Marriage Day) pada 11 Februari ini, sementara keluarga Katolik, terutama pasangan suami-istri (pasutri), di Keuskupan Bogor giat menemukan diri dalam rangka mewujudkan diri sebagai pria sejati dan wanita bijak (wise woman).

Masalah klasik bagi setiap pasutri adalah suami dan istri tidak jujur dalam sikap dan laku, apalagi kemauan (baca: pikiran).

RD. Yulius Eko Priambodo menandaskan bahwa masih banyak pasutri yang tidak menampilkan diri mereka sebenarnya alias memakai topeng, maka kehidupan dan hubungan suami-istri dan keluarga seringkali mengalami problem hebat.

"Jika sudah menikah nanti dan hidup sebagai suami-istri, tidak ada lagi topeng (di antara suami dan istri), tetapi tampilkan diri yang sebenarnya," pinta Romo Eko dalam kotbahnya tadi malam untuk ibadat persiapan pernikahan pasangan Antonius Kristrianto (Kris) dan Shara Octaviani.

Ibadat tadi malam dirayakan di rumah orangtua Kris, sementara Shara tak dapat hadir. "Sarah jauh...tapi dia tentu dengar nyanyian hati Kris malam ini, untuk mempersunting Shara untuk yang pertama dan terakhir," ujar Romo Eko.

Umat Lingkungngan Albertus Magnus yang hadir sangat tertegun pada nyanyian indah yang dilantunkan Romo Eko saat mengawali kotbahnya, nyanyian syair isi hati untuk pasangan yang dicintai. Nyanyian Romo Eko sekaligus meneguhkan cinta semua pasutri yang hadir.

Untuk Kris dan Shara, juga untuk semua pasutri, Romo Eko meneguhkan keyakinan dan iman bahwa Yesus adalah mujizat kebahagiaan setiap hari. "Hadirkan Yesus agar tetap saling mengasihi. Lakukan yang terbaik untuk perkawinanmu. Menerima (pasangan) apa adanya, bukan ada apanya. Selalu ingat kebaikan pasangan, bukan kekurangannya," demikian Romo Eko.

Suminto, ayah Kris, yang juga mantan asisten Pastor untuk Gereja Paroki Herkulanus Depok, mengaku bahagia karena mendapat dukungan hebat (moril dan spiritual) dari keluarga Katolik di Lingkungan Albertus Magnus, terutama dukungan bagi pernikahan anak bungsunya Kris.

D Heriawan Tetrantoro‎, Ketua Lingkungan Albertus Magnus, berharap semua pasutri di lingkungannya hidup rukun dan semakin harmonis, sambil memperkaya hati dan pikiran dengan kegiatan-kegiatan positif seperti bergabung dalam kelompok (gathering) Pria Katolik Sejati (Priskat) dan Wise Women (Wanita Sejati) di Keuskupan Bogor.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar