DEPOK - Bulan Mei dan Juni tahun ini agak berbeda situasi terutama bagi kelompok yang beragama Katolik dan Islam. Bagi Katolik, bulan Mei adalah bulan Rosario, demikian nanti bulan Oktober. Sementara kelompok Islam jalani bulan Puasa Ramadhan dan Lebaran bulan ini.
Bagi umat Lingkungan Albertus Magnus, paroki Santo Herkulanus Depok Jawa Barat, bulan Rosaria pada Mei ini sungguh memukau karena hampir seluruh keluarga aktif hadir doa rosario dalam suasana begitu akrab, momen konsolidasi batin / hati yang diharapkan oleh Ketua Lingkungan yang baru, D Heriawan Tetrantoro.
Beberapa keluarga yang dapat giliran doa rosario di rumahnya justru punya ujud khusus seperti merayakan ulang tahun anggota keluarga, mendoakan anggota keluarga yang sakit, yang telah meninggal, mendoakan anak-anak sekolah yang hendak menghadapi ujian, juga mendoakan kesehatan bayi di rahim ibu.
Tentu tidak diduga, anak-anak jadi begitu gembira dengan suasana yang tercipta setiap malam doa rosario, meski tak minum teh dan makan kue usai doa, karena seluruh keluarga Albertus Magnus telah sepakat untuk tiadakan suguhan makan minum selama bulan rosario.
Anak-anak ternyata berani ambil bagian doa Salam Maria bergiliran, padahal usia sangat belia, bahkan sebagian dari mereka justru memimpin doa dan membacakan ujud. Suara polos anak-anak ini dan ketenangan jiwa mereka saat berdoa membuat hati para orang tua begitu terpesona.
Anak-anak ini tentu bisa karena biasa melihat ibu dan ayah mereka lakoni hal berdoa di hadapan mereka, selain orang tua memang rajin mengajari mereka hal berdoa.
Bulan Rosario di Mei telah lewat, maka umat Katolik akan mengalaminya kembali pada Oktober nanti. Jika rosario di bulan Mei lebih menekankan hal ziarah untuk devosi pada Bunda Maria (Maria mengunjungi Elisabeth 31 Mei), maka di Oktober doa rosario lebih menekankan membangun sikap doa bagi Bunda Maria yang ditetapkan sebagai Ratu Rosari (7 Oktober).
Melalui jiarah, doa Rosario, Legio Maria, Novena 3 salam Maria, dan bentuk-bentuk kebaktian lainnya, orang ingin mengungkapkan penghormatan yang sepantasnya terhadap Ibu Tuhan yang telah membuka pintu Surga yang telah ditutup oleh hawa (dan Adam). Maria menjadi hawa baru-pengantara segala rahmat, dan Kristus menjadi Adam baru bagi keselamatan yang sepenuhnya.
Bunda Maria sangat diidola kaum wanita terutama sikap Maria yang tekun berdoa. Para wanita Katolik sangat aktif di setiap kegiatan doa rosario, Legio Maria, Novena 3 Salam Maria, dan melalui para wanita Katolik ini Surga hadir di tengah-tengah keluarga.
Maka jangan heran jika tumpukan sandal di pintu rumah di setiap malam doa rosario kebanyakan milik para wanita / para ibu. Benar bahwa alas kaki (sandal) itu adalah tanda Surga hadir dalam diri para wanita / ibu Katolik.
Bagi umat Lingkungan Albertus Magnus, paroki Santo Herkulanus Depok Jawa Barat, bulan Rosaria pada Mei ini sungguh memukau karena hampir seluruh keluarga aktif hadir doa rosario dalam suasana begitu akrab, momen konsolidasi batin / hati yang diharapkan oleh Ketua Lingkungan yang baru, D Heriawan Tetrantoro.
Beberapa keluarga yang dapat giliran doa rosario di rumahnya justru punya ujud khusus seperti merayakan ulang tahun anggota keluarga, mendoakan anggota keluarga yang sakit, yang telah meninggal, mendoakan anak-anak sekolah yang hendak menghadapi ujian, juga mendoakan kesehatan bayi di rahim ibu.
Tentu tidak diduga, anak-anak jadi begitu gembira dengan suasana yang tercipta setiap malam doa rosario, meski tak minum teh dan makan kue usai doa, karena seluruh keluarga Albertus Magnus telah sepakat untuk tiadakan suguhan makan minum selama bulan rosario.
Anak-anak ternyata berani ambil bagian doa Salam Maria bergiliran, padahal usia sangat belia, bahkan sebagian dari mereka justru memimpin doa dan membacakan ujud. Suara polos anak-anak ini dan ketenangan jiwa mereka saat berdoa membuat hati para orang tua begitu terpesona.
Anak-anak ini tentu bisa karena biasa melihat ibu dan ayah mereka lakoni hal berdoa di hadapan mereka, selain orang tua memang rajin mengajari mereka hal berdoa.
Bulan Rosario di Mei telah lewat, maka umat Katolik akan mengalaminya kembali pada Oktober nanti. Jika rosario di bulan Mei lebih menekankan hal ziarah untuk devosi pada Bunda Maria (Maria mengunjungi Elisabeth 31 Mei), maka di Oktober doa rosario lebih menekankan membangun sikap doa bagi Bunda Maria yang ditetapkan sebagai Ratu Rosari (7 Oktober).
Melalui jiarah, doa Rosario, Legio Maria, Novena 3 salam Maria, dan bentuk-bentuk kebaktian lainnya, orang ingin mengungkapkan penghormatan yang sepantasnya terhadap Ibu Tuhan yang telah membuka pintu Surga yang telah ditutup oleh hawa (dan Adam). Maria menjadi hawa baru-pengantara segala rahmat, dan Kristus menjadi Adam baru bagi keselamatan yang sepenuhnya.
Bunda Maria sangat diidola kaum wanita terutama sikap Maria yang tekun berdoa. Para wanita Katolik sangat aktif di setiap kegiatan doa rosario, Legio Maria, Novena 3 Salam Maria, dan melalui para wanita Katolik ini Surga hadir di tengah-tengah keluarga.
Maka jangan heran jika tumpukan sandal di pintu rumah di setiap malam doa rosario kebanyakan milik para wanita / para ibu. Benar bahwa alas kaki (sandal) itu adalah tanda Surga hadir dalam diri para wanita / ibu Katolik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar