DEPOK - Gereja seluruh dunia merayakan Minggu Panggilan, khusus panggilan menjadi imam, biarawan dan biarawati, minggu ini. Hal dipanggil atau terpanggil menjadi Imam (Pastor) selalu menarik karena banyak kisah misterius terjadi begitu saja.
Gereja butuh lebih banyak calon imam karena memang jumlah imam tidak tumbuh pesat seiring dengan pesatnya jumlah anggota gereja.
Paling membuat kagum bahwa belakangan ini, justru beberapa anak muda yang lahir dari keluarga Muslim (Islam) memilih menjadi Katolik bahkan menjadi pastor. Ibu yang melahirkan mereka sama sekali tidak keberatan, tapi mendukung penuh.
Yang jadi soal, kebanyakan ibu dari keluarga Katolik malah enggan mendorong putra mereka jadi pastor karena lebih ingin punya menantu dari putra mereka yang ganteng itu.
Gereja tentu senang jika ada anak muda Katolik menulis di laman facebook seperti ini. "SORRY GIRLS...Gue ganteng, tapi GEREJA BUTUH GUE Jadi gue mau JADI PASTOR!"
(Ketika orang ganteng memilih panggilan hidup jadi pastor disitu saya merasa makin patah hatiππππ, tulis Yolanda Angelia di laman facebook)·
RD. Yulius Eko Priyambodo (Romo Eko), pastor Vikaris di Paroki Santo Herkulanus Depok, mengaku sangat bersyukur karena Tuhan memilihnya menjadi seorang imam.
"Saya ingin jadi pastor sejak kelas 6 SD dan berkat cinta (orangtua, keluarga, pastor paroki saya, dan semua keluarga Katolik yang mengenalku) saya jadi imam sekarang," ujarnya saat mengakhiri perayaan Misa di Gereja Herkulanus kemarin (7/5).
Romo Eko akan rayakan satu tahun thabisan pada 31 Mei 2017. Romo Eko sempat nyanyikan lagu Terima Kasih Cinta karya Joy Tobing di altar kemarin, sembari meminta doa dan dukungan seluruh umat Paroki Santo Herkulanus bagi kesetiaan pada panggilan, untuk Romo Eko dan pastor Paroki Romo RD. Aloysius Tri Harjono (Romo Tri).
Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
Bukan karna kuat dan hebatku
Semua karena cinta, semua karena cinta...
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih cinta (Joy Tobing)
Hal menjadi gembala (baca: imam), Romo Eko menandaskan bahwa gembala yang baik akan berada di depan (memimpin), berada di tengah (menjadi teman sejati), dan berada di belakang (menjadi sahabat yang baik, sahabat yang mau mengorbankan dirinya).
Yesus menegaskan bahwa Dirinya adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh 10:11). "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok (Yoh 10:1).
Agung Nugraha, Ketua Lingkungan Anselmus, lingkungan baru yang mekar dari lingkungan Albertus Magnus, mengaku sedang belajar menjadi gembala yang baik. "So far saya senang karena kami umat lingkungan Anselmus kompak dan aktif di berbagai kegiatan. Saya selalu mengajak mereka untuk menikmati saja setiap kegiatan di lingkungan," ujarnya.
Romo Eko memberi apresiasi bagi koor lingkungan Anselmus yang tampil sangat bagus saat tampil di gereja, dengan jumlah terbanyak, padahal baru mekar dua bulan lalu.
Gereja butuh lebih banyak calon imam karena memang jumlah imam tidak tumbuh pesat seiring dengan pesatnya jumlah anggota gereja.
Paling membuat kagum bahwa belakangan ini, justru beberapa anak muda yang lahir dari keluarga Muslim (Islam) memilih menjadi Katolik bahkan menjadi pastor. Ibu yang melahirkan mereka sama sekali tidak keberatan, tapi mendukung penuh.
Yang jadi soal, kebanyakan ibu dari keluarga Katolik malah enggan mendorong putra mereka jadi pastor karena lebih ingin punya menantu dari putra mereka yang ganteng itu.
Gereja tentu senang jika ada anak muda Katolik menulis di laman facebook seperti ini. "SORRY GIRLS...Gue ganteng, tapi GEREJA BUTUH GUE Jadi gue mau JADI PASTOR!"
(Ketika orang ganteng memilih panggilan hidup jadi pastor disitu saya merasa makin patah hatiππππ, tulis Yolanda Angelia di laman facebook)·
RD. Yulius Eko Priyambodo (Romo Eko), pastor Vikaris di Paroki Santo Herkulanus Depok, mengaku sangat bersyukur karena Tuhan memilihnya menjadi seorang imam.
"Saya ingin jadi pastor sejak kelas 6 SD dan berkat cinta (orangtua, keluarga, pastor paroki saya, dan semua keluarga Katolik yang mengenalku) saya jadi imam sekarang," ujarnya saat mengakhiri perayaan Misa di Gereja Herkulanus kemarin (7/5).
Romo Eko akan rayakan satu tahun thabisan pada 31 Mei 2017. Romo Eko sempat nyanyikan lagu Terima Kasih Cinta karya Joy Tobing di altar kemarin, sembari meminta doa dan dukungan seluruh umat Paroki Santo Herkulanus bagi kesetiaan pada panggilan, untuk Romo Eko dan pastor Paroki Romo RD. Aloysius Tri Harjono (Romo Tri).
Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
Bukan karna kuat dan hebatku
Semua karena cinta, semua karena cinta...
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih cinta (Joy Tobing)
Hal menjadi gembala (baca: imam), Romo Eko menandaskan bahwa gembala yang baik akan berada di depan (memimpin), berada di tengah (menjadi teman sejati), dan berada di belakang (menjadi sahabat yang baik, sahabat yang mau mengorbankan dirinya).
Yesus menegaskan bahwa Dirinya adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh 10:11). "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok (Yoh 10:1).
Agung Nugraha, Ketua Lingkungan Anselmus, lingkungan baru yang mekar dari lingkungan Albertus Magnus, mengaku sedang belajar menjadi gembala yang baik. "So far saya senang karena kami umat lingkungan Anselmus kompak dan aktif di berbagai kegiatan. Saya selalu mengajak mereka untuk menikmati saja setiap kegiatan di lingkungan," ujarnya.
Romo Eko memberi apresiasi bagi koor lingkungan Anselmus yang tampil sangat bagus saat tampil di gereja, dengan jumlah terbanyak, padahal baru mekar dua bulan lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar